HENGKARA IBRAHIM.
obliti privatorum, publica curate
01.
Lahir dari keluarga terpandang boleh jadi sumber suka dan duka bagi Hengkara Ibrahim. Ia hidup di bawah bayang-bayang gelar serta pujian akan nama sang ayah. Orang bilang ia sudah pasti mewarisi hal yang sama, dikatakan darah ayahnya juga mengalir pada pembuluhnya. Sedikit yang mereka mengerti adalah bagaimana Hengkara Ibrahim tidak berhenti merasa memikul beban itu dari hari ke hari. Bukan ia membenci apa yang jadi makanan sehari-hari keluarga. Ia hanya mau dapat dikenal sebagai Hengkara Ibrahim, tanpa diikuti oleh kata-kata yang menyatakan bahwa ia anak laki-laki pertama dari seorang dokter bedah ternama.
Ekspektasi adalah apa yang selama ini ia bawa di pundaknya. Semakin hari semakin jadi berat, buat langkahnya jadi semakin lambat. Bersama dengan itu juga kepalanya kian mengeras seiring bertambahnya usia, sebab prinsip hidupnya ikut mengakar dalam hingga pendiriannya mengokoh kuat. Puluhan tahun mengais oksigen, ia berhasil melampaui batas tenar nama ayahnya hingga bebas ia tak lagi terikat.
Puja dan puji itu sekarang adalah milik Hengkara Ibrahim seutuhnya. Namun apa yang melekat dalam diri, yang tidak pernah mampu dipilih sejak lahir, itu akan terus membayangi. Bisikan-bisikan samar itu masih ia dengar, bagaimana namanya disandingkan dengan sang ayah pada tiap kagum yang terlontar. Masih ada sepercik benci yang menghiasi, namun setidaknya ia tidak menghabiskan waktu hanya untuk jadi sumber kecewa untuk keluarga maupun diri sendiri.
Garis besar hidup yang belum tentu akan jadi cukup.
02.
PROFILE
- | DATA |
---|---|
NAME | Hengkara Ibrahim Damardjati |
ALIAS | Hengkara, Ibrahim |
P/DOB | Jakarta, 8 July 1978 |
GENDER | Cis-male |
HEIGHT | 187 cm |
ORIENTATION | Heterosexual |
OCCUPATION | Surgeon |
RESIDENCY | Yogyakarta, Indonesia |
STATUS | Single |
FATHER | Agung Sasongko Damardjati |
MOTHER | Amrita Ayu |
SIBILINGS | Wardhana Jusuf, Nataya Khalisa |
03.
TRIVIA
fakta-fakta di bawah ini dibagikan secara OOC oleh penulis
- Hengkara dikenal irit bicara sehingga terkesan galak.
- Ia tidak pernah mengakui dirinya pintar, meski dikatakan salah satu yang paling cemerlang di bidangnya.
- Tahun 2022, usianya menginjak 44 tahun. Hingga detik ini, ia masih belum memikirkan secara serius perihal menikah. Hengkara tidak membenci pertanyaan mengenai alasan diambilnya keputusan ini, bila ditanya ia akan menjawab. Namun sebisa mungkin ia akan menghindari percakapan mengenai pernikahan (terutama dengan mereka yang bekerja di bidang yang sama).
- Hengkara memiliki dua orang adik. Satu laki-laki dan satu perempuan. Wardhana merupakan seorang dokter orthopaedi sedangkan Nataya adalah dokter umum.
- Ayahnya adalah seorang dokter bedah ternama, Ibunya merupakan seorang designer yang kini merangkap menjadi dosen pada salah satu universitas bergengsi.
- Hengkara tidak pandai bercerita tentang dirinya sendiri, pun payah dalam memberikan komentar secara terang-terangan akan orang lain. Ia lebih sering menyimpan opininya dalam benak.
- Hengkara kerap kali melontarkan kalimat kasar pada kawan dekat, hal tersebut dilayangkan dalam konteks bergurau. Selebihnya ia dikenal sebagai pria yang lembut dan sabar, terutama pada pasien dan kolega.
- Penggemar Formula 1 serta sepak bola, terutama Bundesliga dan Bayern Munich.
DAN, 2022.