Halaman ini berisi informasi sebuah karakter fiksi yang ditulis oleh Paradam. Mengandung genre: crime, gore, romance. Mohon gunakan dengan bijak.
DAFTAR ISI
INFORMASI
Pribadi
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ | ⠀⠀⠀⠀⠀⠀ |
---|---|
Nama baptis | Rafael Cruz |
Alias | Adam |
Spesies | Manusia |
Jenis kelamin | Laki-laki |
Tinggi badan | 185 cm |
Berat badan | 85 kg |
Golongan darah | AB- |
Warna mata | Ungu fuchsia |
Warna rambut | Toska gelap |
Umum
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ | ⠀⠀⠀⠀⠀⠀ |
---|---|
Tempat lahir | Barcelona, Spanyol |
Tanggal lahir | 28 Februari |
Usia | Tidak penting, secara fisik pertengahan hingga akhir 20-an |
Okupasi | 1. Musisi jalanan, pencopet |
2. Murder cleaner organisasi bawah tanah | |
Kesukaan | Musik, barang rusak, kekasihnya |
Ketidaksukaan | Yang dibenci kekasihnya |
Statistik
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ | ⠀⠀⠀⠀⠀⠀ |
---|---|
Menghilangkan jejak | 9.7/10 |
Mencopet | 9/10 |
Bermain musik | 8/10 |
Bela diri | 7/10 |
Kerja sama tim | 7/10 |
Strategi perencanaan | 1/10 |
Pengendalian logika saat kasmaran | -10/10 |
Klaim Rupa
Brant dari Wuthering Waves.
Dikte Pencipta untuk Kisah Adam
Rafael Lahir sebagai Malaikat
Terlahir di sebuah biara serta dibesarkan oleh para suster dan pendeta tiada kunjung buat akhlakmu mulia. Hafalan puja-puji asma Tuhan serta kemampuan bermain rupa-rupa instrumen adalah warisan gereja kepadamu. Sehingga jadilah mata pencaharianmu sebagai pemusik jalanan selepasnya engkau dari tempat suci itu untuk melalang buana jauh-dekat dari Barcelona. Suara dengan luas cangkupan tangga nada membuat indah permainanmu, kendati sering minimnya ekspresi dari vokalmu kala kecil buat penampilan-penampilan itu tidak hidup. Bagaimana pula para penyanyi sukses mengekspresikan diri lewat lagu?
Putra belia sarat logika kemudian tandas oleh kerasnya jalanan. Engkau hanya berbekal musik dan kacamata kuda untuk memandang dunia sebagai wadah putih dengan sedikit hitam, yang nantinya akan diampuni oleh Tuhan, walakin dunia adalah tempat bermacam-macam kemunafikan. Hukum baik di gereja nang selama ini dijejalkan kepadamu bisa menjadi asing di sini. Lalu tercekiklah jiwamu dengan kenyataan pahit yang mana perlu engkau telan bulat-bulat. Pada akhirnya, engkau mengharapkan pengejewantahan Messiah untuk menuntun jalan hidupmu.
Tiadalah akan bengkok jarum di kompas moralmu jika engkau tidak pernah berjumpa dengan perempuan itu. Ia, si remaja putri nang usianya sedikit lebih tua dan telah lebih lama pula menelan garam kehidupan di jalanan. Ia si gadis kleptomania, Eve, mengajarimu cara bagaimana mendapat cuan tambahan dari sekali mengamen. Mulai dari sana, jalanan menjadi panggung serta ladang panen dompet bagi sepasang pencuri muda seperti kalian. Engkau pun ikut menjadi andal menggosok barang orang.
Tidak mudah mengikis akal sehatmu, apalagi membuat engkau tenggelam gila dalam kasih dan cinta. Akan tetapi, tujuh tahun lekat bersama Eve mampu menggerus logikamu. Kabur sudah pikiranmu, durja nang kaku pula mulai melemas ototnya, pandang menusuk kian melembut sorotnya. Tidak pernah sekali pun terpikir olehmu bahwa Eve akan menjadi sumber bahagia serta semestamu—atau kau yang selama ini kosong 'kan sebegini menggila selepas sekali mengenyam manis cinta. Kau masihlah tunas insan muda kala bersumpah akan melakukan apa saja demi bahagia sang jelita.
Tapi apa pernah kalian mengaliberasikan definisi kebahagiaan itu?
Iblis dalam dirimu lantas lepas bangkit. Ini semua bermula dari keluh juwita nang engkau puji jua kasihi. Ia mengaduh akan kehadiran dua pria pengganggu tinggal di sekitar tempatnya. Berang sudah amarahmu, merah pandanganmu, malam itu juga engkau mengonfrontasi, menghabisi mereka berdua. Pun seolah-olah habis pulang berburu hewan, mayatnya engkau jadikan hadiah istimewa kepada Eve.
Lain yang diagak, lain yang kena, raga para bedebah tidak bernyawa tiada membawa bahagia ke durja manis Eve. Ia lantas menodongmu dengan rasa bersalah, mengapa engkau turut lumurkan darah di tanganmu kepadanya? Bukankah sebaiknya ia 'tak tahu menahu dengan aksi kriminalmu kala itu? Kendati demikian, adu mulut cinta muda tidaklah lama sebab engkau dan Eve pada saat itu masih cerminan satu sama lainnya.
Kalian pun bersekongkol untuk memusnahkan tiap jejak pembunuhan brutal pada malam hari. Siapa mengira engkau sangat andal dalam melakukan ini? Kenyataan tersebut memanen ngeri di hati Eve; fakta bahwa sebenarnya engkau lebih gila dari ia yang bermasalah jiwa. Jenayah berat kalian malam itu membuat polisi bertemu sulit untuk menelusuri jejak pembunuhan korban.
Sialnya, dua korbanmu adalah kroni suatu organisasi tanpa payung hukum. Tak heran mengapa mereka bisa menjadikan jalanan gelap sebagai habitat dan hidup dengan petantang-petenteng. Organisasi itu mulai melakukan penyelidikan individu setelah polisi tidak becus dengan pekerjaannya. Para detektif sewaan yang mendengus bangkai korbanmu engkau buat sama malang menghilang dengan berbagai skema setan yang spontan muncul dalam otak jahatmu. Mulanya, beberapa kasus kau ceritakan kepada Eve, tapi tidak dengan sisanya setelah korban jatuh lebih dari lima—dan dekat sudah akhir dari kisahmu bersama Eve.
Raffie... Kau, kau sudah menjadi iblis! Tidak berperasaan! Tinggalkan aku. Aku tidak ingin mendapatkan cinta dari seorang monster.
Kutuk jatuh bertubi-tubi dari bibir Eve yang semula hanya mengandung madu, membakar dadamu. Di kepalamu terputar rutukan-rutukan: memang untuk siapa aku rela bersusah-susah berlumur darah? Tentu untuk Eve yang telah menjelma rupa dewi cintamu. Cekcok nan teredam gemuruh hujan lebat memuluskan jalanmu kembali menjadi sosok malaikat bagi sang kekasih. Malaikat pencabut nyawa.
Adam hanyalah Seorang Pendosa
Tidak ada malam yang lebih sibuk dibanding ketika engkau menghabisi Eve. Satu persatu bagian tubuh cantik yang terkulai tak bernyawa kau pisahkan seolah tengah mengurus ternak pengorbanan. Engkau mencacah manusia jadi bagian-bagian kecil lalu memasukannya ke dalam mesin blender. Menyulap Eve menjadi jus darah dan daging—yang engkau kagumi.
Apakah engkau benar telah menjadi seorang iblis? Sebab aksi sadis tiada pernah mengusik hati kecilmu. Fakta bahwa Eve pernah menjadi semestamu bahkan menguap begitu saja, semilir bagaikan angin lewat. Hanya logikamu yang aktif menuntun untuk menghilangkan jejak kematian Eve. Eve pada akhirnya dikubur bersama mayat baru di pemakaman umum yang susah payah kuburnya engkau bongkar di malam berhujan lebat.
Selama berhari-hari engkau duduk merenungi jejak hitam dalam hidupmu. Engkau telah memutuskan, Eve adalah orang terakhir yang akan melihatmu sebagai malaikat kematian. Rafael tidak akan mengambil nyawa lagi.
Naas, tidak ada izin dari takdir atas azammu. Organisasi yang memburu mulai menyergap. Lumat sudah fisik dan mental engkau disiksa, sehingga kau pikir akan segera menyusul Eve dan korban lain kepada kebinasaan kekal di Gehenna. Akan tetapi, ternyata organisasi tersebut justru menawarkan sebuah pekerjaan yang mereka anggap sebagai cara untuk membayar hutangmu seumur hidup.
"Kami perlu orang yang cukup sinting seperti dirimu di organisasi ini. Tugasmu adalah 'membersihkan' kekacauan kami. Kematian instan terlalu mudah bagimu."
Adam yang penuh biru di sekujur tubuh hanya menjawab dengan tatapan tajam, tapi tanpa sorot hendak hidup lagi.
"Sebut namamu, bocah sial."
Sebuah tendangan dari pria bedegap melayang tepat ke dada. Sesak rusuk yang patah bagai baru dilempar bata.
".... Adam... Panggil aku Adam."
Engkau tidaklah lahir sebagai Adam, engkau baru menjadi seorang Adam setelah meneguk habis konsekuensi atas sumpahmu kepada Eve. Wahai Adam, bagaimana pendosa sepertimu akan melanjutkan hidup di bumi ini? Akankah engkau buang hatimu dalam senyum lebar peninggalan Eve dan menyerah untuk jadi budak organisasi———atau justru takdir mau kamu bertemu inang emosi yang baru?
TRIVIA
- Adam adalah seorang Pisces sun, Pisces venus, MBTI ESTP.
- Ia memiliki hobi untuk mengoleksi piringan hitam instrumen klasik yang bisa diputar di gramofon.
- Dalam bermusik, Adam mahir memainkan instrumen musik apapun.
- Ia piawai membenarkan barang rusak, makanya menyukai barang-barang itu.
GUIDELINES
Prakata
Akun ini dibuat untuk menyalurkan kesenangan menulis, berkolaborasi dengan penulis lain, serta membangun hubungan antarkarakter. Penulis akan dengan senang hati menerima obrolan terkait hal-hal mengenai OC rekan sekalian. Mohon untuk jangan sungkan dalam berbagi informasi. Kendati demikian, meta gaming dan god modding tidak diperkenankan kecuali telah melalui proses diskusi. Meskipun berlatar utama di bumi bagian barat, pada penulisannya, akun ini akan banyak menggunakan Bahasa Indonesia. Jangan sungkan untuk menawarkan ajakan berelasi.
Bracket
... Hola. Ini adalah tanda untuk penulis.
/ Hola. Ini adalah tanda untuk OOC.
"Yo, Kawan. Berjumpa lagi denganku. Kudengar, kemarin kamu kehilangan sesuatu?"
( Bracket tanda aksi pada saat imagine atau dalam kondisi lebih kasual. )