KATING ANEH: TUJUH BELAS.
️️ ️️
️️ ️️
Jean baru lihat Tian sepanik ini. Memang dia baru kenal Tian, tapi dia tahu kalau adik tingkatnya itu punya self-composed yang baik, orangnya cenderung bisa tenang dan ngalir dalam kondisi apapun.

Tapi sekarang nggak. Dari mulai mereka di jalan tadi, Tian bersikeras nyuruh Jean untuk ngebut aja, dipatuhin oleh Jean. Meskipun dia jarang ngebut-ngebutan, untuk kali itu, dia coba buat ngebut─seenggaknya, dia pacu kecepatan di atas kecepatan mengendarai dia biasanya.

Tian sekarang udah berdiri di deket ruang ICU, masih di luarnya karena dokter dan perawat lagi sibuk nanganin papanya yang masih terkulai lemas. Dia nggak tahu seberapa parah kecelakaan yang menimpa papanya itu, tapi dia dari tadi udah gumamin doa dalam diam. Tangannya gemeteran parah, dia takut ... dia takut banget kehilangan sosok yang dia sayang itu.

Sebagai orang yang kadang peka soal keadaan sekitar, Jean bergerak untuk dekatin Tian. Tangannya berlabuh di pundak cowok manis itu, kasih usapan sekaligus tepukan serba lemah lembut. Tian kalau digituin malah pengen nangis, dan well, dia nangis. Air matanya udah lari dari singgasana, terjun bebas di pipi.

"Hei, Ti ... that's okay," Jean tanpa ba-bi-bu atau izin sama sekali, langsung bawa tubuh mungil Tian ke dalam rengkuhannya.

"That's okay, everything will be okay."

"Takut, Je ... takut ..."

Isakan kedengeran jelas, sekujur tubuh Tian udah kayak nggak kuat nahan beban, akhirnya ditopang dengan cara peluk balik cowok yang ada di hadapannya itu. Semua perasaan yang berkecamuk diekspresiin sama dia melalui tangisan, deres banget sampai baju Jean ikutan basah, but he doesn't mind at all.

Malah, Jean dari tadi tetep giat untuk tepuk-tepukin Tian, kali ini di punggungnya. Pelukannya juga sengaja dieratin, supaya adik tingkatnya itu ngerasa lebih nyaman dan hangat.

"Nggak akan kenapa-napa, Ti. Everything will be good, tapi kalau lu mau nangis, nangis aja sampai puas. I'll be here for you."

Sebetulnya, Jean ada kelas jam satu. Kelas Bu Nika, dosen yang termasuk ketat soal absen. Tapi ya udah, Jean nggak mau peduliin soal itu. Kalau absennya bermasalah, dia bisa urus ke tata usaha, nego-nego dikit meskipun bakalan keluar effort. Yang terpenting, dia harus ada buat Tian dulu. Cowok itu udah nempatin takhta pertama terkait prioritas.

Edit
Pub: 12 Feb 2022 04:35 UTC
Views: 4063