KATING ANEH: EMPAT PULUH DUA.
️️ ️️
️️ ️️
It's another day for Jean to sleep in Tian's place. Udah hampir semingguan ini, Jean memang nginep terus di situ, nyempitin spasi yang ada di ranjang Tian karena ranjang itu sebetulnya untuk satu orang aja. Nggak tahu apa penyebab Jean mangkir untuk pulang ke rumahnya, nggak ada satupun cerita yang keluar dari bibir cowok itu. Mungkin memang nggak ada masalah dan Jean simply mau nginep di tempatnya─karena dia tahu kalau orang tua Jean nggak akan cariin keberadaan anak semata wayangnya itu.

Lagipula, Tian nggak masalah kalau Jean mau nginep di tempatnya sampai selama-lamanya. Kelon sama orang yang disuka setiap malam itu nggak pernah salah, betul apa betul?

Anyway, iya, kayak sekarang. Mereka berdua lagi sibuk kelon setelah kelar ngerjain tugas masing-masing. Jari-jemari Jean sibuk ngusak-ngusak rambut punya Tian, dielus-elus juga supaya pemiliknya nyaman. Sementara itu, Tian udah ngusel di pundak Jean, hidungnya digesek-gesek, sambil hirup wangi cowok itu yang khas.

"Je."

"Apa?"

"Kalau Malik tiba-tiba bales dendam gitu gimana, ya? Kayak di sinetron-sinetron."

Tian lagi overthink. Keara tiba-tiba nyamperin Instagram dia dan ngajak temenan adalah hal cukup aneh menurutnya. Bisa aja, 'kan, itu taktik Malik untuk balas dendam atau semacamnya? Meskipun dia nggak yakin kalau Keara orang yang jahat, curiga dikit-dikit bolehlah, supaya dia bisa berjaga-jaga.

"Kebanyakan nonton sinetron, ya, lu?" Jean malah ngejek, sambil ketawa juga, bikin Tian jadi cemberut.

"Ih, serius, anjir! Yang kayak gitu 'kan bisa aja kejadian, Je."

Untuk meredakan amukan dari Tian, Jean cepat-cepat eratin rengkuhannya di sekitar tubuh cowok manis itu, sambil telapak tangannya bergerak usap-usapin kepala, dengan segala niat buat antar ketenangan.

"Nggaklah. Lu 'kan sticking around me terus, kalau ada apa-apa ya gua ada di sini."

"Bukan bales dendam yang gitu, Je. Bisa aja dia bales dendamnya laporin polisi atas perbuatan tidak menyenangkan atau apalah, bisa juga dia bales dendamnya pake cara pengaruhin orang-orang di sekitar gua, atau dia juga bisa bales dendam lewat Keara. Aneh banget nggak, sih, yang tadi? Masa tiba-tiba ngajak gua temenan?"

"Itu mah si Keara emang mau temenan aja kali, jangan kebanyakan dipikirin. Kalau emang dia ada niat jahat, lu punya banyak back up, ada gua, Yudha, Jo, Dera, temen-temen lu yang lain," jeda bentar, Jean longgarin pelukannya untuk kasih tatapan lekat nan teduh ke arah gebetannya itu.

"Lagian nih, Malik itu pinter, tapi dia nggak sepinter itu untuk kepikiran hal-hal gituan. Tenang aja, deh."

"Nggak sepinter lu juga, ya."

"Udah pasti."

"Tau, deh, yang mahasiswa berprestasi mah."

"Hahahaha, tai," Jean nggak bisa nggak ketawa. Perasaan menggelitik hadir setiap ada yang gituin dia, mengingat orang tuanya nggak pernah bring up tentang prestasi yang selama ini dia hasilin di dunia akademik, paling mentok cuma bilang bagus dan nyuruh Jean untuk tingkatin supaya lebih bagus lagi.

"Btw, Ti. Habis kelar UAS, liburan, yuk?"

Tian seketika excited. Dia langsung singkirin segala pikiran buruknya dan hal-hal nggak penting lainnya, pandangannya langsung dituju ke arah Jean yang wajahnya lagi bener-bener dekat sama dia, cuma terpatri sekian inci aja.

"Yuk! Ke mana?"

"Ancol."

Air muka sumringah tiba-tiba hilang, Tian malah berkerut dahi. Ini gebetannya lagi nge-prank dia atau lagi gimana, sih?

"Yang bener aja, masa ke Ancol? Itu mah nggak usah nunggu kelar UAS juga bisa. Sekarang juga bisa kalau mau."

Spontan, Jean ketawa, kenceng banget. Dia terbahak begitu dengar protes dari lawan bicaranya. Lucu banget, Jean pengen gigit pipi itu saking gemesnya.

"Beda, dong, sayang. Nanti kita nginep di Ancol, bareng sama Yudha, Jo, Dera juga boleh diajak. Terus kita ntar nonton Pamungkas lagi, mau nggak? Dia katanya ada konser di Ancol tanggal 21, pas banget udah kelar UAS, 'kan."

"MAU, MAU, MAU!"

Tahu gimana cara bujuk Tian? Cekokin Pamungkas, it works.

Jean udah cengar-cengir aja waktu lihat Tian balik antusias lagi, lebih semangat daripada sebelumnya malah. Dia langsung bawa Tian ke dalam dekapannya lagi, kakinya juga dibawa untuk ngelingkar di sekitar paha untuk ngunci pergerakan, seolah-olah jadiin cowok itu guling sekarang.

"Ya udah, belajar yang bener dulu buat UAS. Nanti gua yang atur soal liburan."

"Iya iya, siap, Kak Jean."

"Hahahaha, lucu. Love you, Ti."

"Love you, too."

Ada, ya, orang belum jadian, tapi udah love you-love you-an?

Edit
Pub: 23 Feb 2022 06:04 UTC
Edit: 23 Feb 2022 12:08 UTC
Views: 3273