Kulihat sekitarku Bandingkan dengan diriku Mampukah aku mengukir sebuah mahakarya? Meski masih ku meragu namun tak mengapa
ㅤㅤㅤ | ㅤㅤㅤ |
---|---|
Nama | Legenda Bintang Purnama |
Usia | 19 tahun |
Tanggal lahir | 29 Maret |
MBTI | ENTP |
Okupasi | Mahasiswa |
ㅤㅤㅤ | Freelance animator |
ㅤㅤㅤ | Freelance illustratorㅤㅤㅤ |
Tinggi badan | 170 cm |
Berat badan | 60 kg |
Faceclaim | Shibasaki Aizou |
Bintang merupakan mahasiswa semester dua pada salah satu universitas di Indonesia dan menempuh jurusan desain komunikasi visual. Ia sangat terkenal di universitasnya sebagai pembuat onar, jika tidak menyukai sesuatu maka ia tidak akan segan-segan menunjukkannya. Sifatnya yang blak-blakan dan mudah terbawa emosi membuatnya mudah mendapat musuh. Meskipun sifatnya buruk seperti ini, ia adalah langganan mendapat nilai A pada setiap mata kuliah.
Menjadi tempat curhat untuk teman-teman dekat serta kedua orang tuanya ( meski lebih cocok disebut sebagai tempat pelampiasan dibandingkan tempat curhat ) membuatnya menjadi seseorang yang melihat dari berbagai perspektif, ia bukanlah seseorang yang akan menghakimi seseorang tanpa alasan yang jelas. Walaupun sering berkelahi sekalipun, ia tidak akan memulai perkelahian yang sia-sia.
Berlindung dibalik akun sosial media bernama twinklehaut, ia sering mengirim post tentang animasi maupun ilustrasi yang sedang dikerjakan. Sampai saat ini ia tidak memberitahu siapapun tentang akun tersebut.
Menjadi satu-satunya tumpuan keluarga membuat hidupnya ditunjukkan untuk menjadi seseorang yang sempurna baik dalam bidang akademi maupun non-akademi tetapi suatu hari ia menemukan sebuah harta kartun bernama komik. Ia jatuh cinta pada komik pertamanya dan menjadi candu akan hal tersebut. Komik menjadi satu-satunya hiburan yang dimiliki Bintang selain olahraga dan bela diri. Setiap hari paling tidak ia membayangkan satu skenario komik yang ingin ia gambar, meskipun mudah dibayangkan, nyatanya ketika hendak mewujudkan hal tersebut ia diterjang kesulitan. Disaat seperti itu ia terkagum-kagum tentang betapa hebatnya para komikus ataupun ilustrator yang menciptakan banyak karya.
Dilain sisi, orang tuanya tentu menentang hal tersebut. Berbagai pertanyaan dilempar kepadanya seperti "memangnya seni bisa kasih kamu makan?". Bintang memang sempat dilema ingin melanjutkan perkuliahan pada jurusan matematika atau desain komunikasi visual. Sebenarnya beberapa kali ia mencoba mematahkan semangatnya sendiri dalam dunia seni tetapi karena sejak kecil tekanan yang diberikan kepadanya sangatlah besar, ia merasa tidak mampu jika harus melanjutkan ke jurusan yang tidak begitu ia minati. Banyak ketakutan yang ia rasakan ketika membayangkan jurusan diluar jurusan yang ia minati dan hal ini dikarenakan tekanan bahwa ia tidak boleh gagal dalam apapun.
Bintang adalah anak yang brilian, hanya saja ekspektasi orang-orang disekitarnya terlalu tinggi sehingga menjadi beban untuknya. Ia sendiri juga merasa bahwa ia tidak sebrilian itu, tidak banyak hal yang ia dalami. Ia juga melakukannya karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya sendiri. Belajar sampai tidak tidur dan mimisan, mengikuti turnamen judo dan karate hingga mengalami dislokasi dan menjadi ketua kelas di kelas yang sulit ditertibkan. Semua itu menumpuk menjadi satu dan semakin lama membuat dirinya meledak kemudian hancur.
Suatu hari ketika sudah mencapai batasnya, ia memaksa kedua orang tuanya untuk membawanya ke psikolog. Sempat terjadi beberapa perkelahian sampai akhirnya Bintang berteriak dan mulai menghancurkan barang-barang. Akhirnya kedua orang tuanya setuju untuk membawanya kesana dan benar saja, nyatanya apa yang Bintang rasakan selama ini benar. Ia dinyatakan memiliki depresi. Reaksi orang tuanya? Tentu saja penuh dengan emosi. Mereka menganggap bahwa Bintang sudah gila dan memalukan keluarga. Bintang sendiri justru merasa lega karena apa yang ia rasakan adalah benar dan kedua orang tuanya akhirnya mengetahui hal tersebut. Sudah pasti keduanya tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan mental dan ia diminta untuk tidak mengatakannya pada siapa-siapa. Meski merasa tidak adil, setidaknya mereka tahu apa yang ia rasakan.
Dan karena tidak mengikuti pengecekan rutin juga tidak diperbolehkan untuk pergi ke psikiater, setiap kali ia mencapai batasnya, ia selalu menyalurkannya lewat kekerasan. Beberapa kali ia mendapat panggilan ke ruang BK karena mematahkan tangan atau kaki temannya dan hampir diskors. Namun, terkadang ia juga menyalurkannya lewat seni. Menggambar membuatnya tenang, musik membuatnya seakan-akan pergi ke dunia yang baru dan komik melepas beban yang berada di pundak.
Pada akhirnya setelah gap year satu tahun karena mengikuti tantenya untuk bekerja di Jepang sebagai graphic designer dan belajar animasi sedikit demi sedikit, ia kembali ke Indonesia dan menempuh pendidikan pada salah satu universitas disana pada jurusan desain komunikasi visual. Sebagai mahasiswa baru, banyak hal yang berubah darinya. Ia menjadi lebih ceria dari sebelumnya dan lebih dapat mengatur emosi meskipun kenakalannya justru menjadi-jadi hingga membuat teman-teman dan dosennya sakit kepala. Begini-begini juga Bintang menjadi bagian dari komite kedisiplinan, selain untuk mendapat poin sebagai syarat kelulusan, ia juga dapat memanfaatkan posisinya untuk ~menghajar~ menertibkan anak-anak nakal di area kampus.
Walaupun masa perkuliahannya terlihat cukup indah, tidak dapat dipungkiri bahwa ada masanya ia berandai-andai jika saja ia lebih sehat apakah ia dapat memilih jalan yang lain, namun ia berusaha mengikhlaskan hal tersebut sedikit demi sedikit.
Beberapa Fakta Tentang Bintang
- Twinklehaut merupakan gabungan dari kata twinkle dan fomalhaut. Twinkle memiliki makna kerlap-kerlip sedangkan fomalhaut merupakan panggilan untuk bintang yang paling kesepian sehingga Bintang menyimpulkan bahwa twinklehaut memiliki makna bahwa bintang yang kesepian sekalipun dapat berkelap-kelip dengan caranya sendiri di angkasa
- Bermain drum untuk melampiaskan emosi
- Cara bicaranya yang kasar membuat orang-orang selalu menyangka jika ia sedang marah
- Bintang menguasai Bahasa Jepang dan sedikit Bahasa Korea
- Memiliki hobi yang bertolak belakang dengan pribadi kasarnya yaitu berkebun
- Selain judo dan karate, ia juga menguasai silat walaupun sedikit
- Olahraga kesukaannya adalah sepak bola dan basket
- Takut akan ketinggian tetapi tidak mau menunjukkannya
- Tidak peka terhadap perasaan orang lain
- Tidak suka dipanggil cantik