π‘«π’‚π’“π’Šπ’Œπ’–, π‘©π’Šπ’“π’–. π‘Όπ’π’•π’–π’Œπ’Žπ’–, π‘³π’‚π’π’ˆπ’Šπ’•.


γ…€ γ…€
Nama Lengkap Carakabiru Pijar Dayitna
Panggilan Caraka atau Biru.
Usia 20 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir Semarang, 16 Oktober
Jenis Kelamin Laki-laki
Tinggi 168 cm
Berat 58kg
Asal Jakarta
Okupasi Mahasiswa Jurnalistik, Pegawai toko.
Klaim Wajah Hoshina Soshiro – Kaiju no 8

Kisah

Carakabiru terlahir dari ketiadaan, dipahat dari lumpur yang basah oleh air mata, dan diberi masa depan muram oleh tangan-tangan kejam yang tidak bertanggung jawab. Tidak ada yang menolongnya ketika matanya menguning, perutnya kempis, dan bagian dalam dirinya menjerit-jerit oleh rasa sakit yang tumpul.

Saat itu dia masih belia, dia tidak memahami mengapa hujan mengguyurnya ketika dia tak lagi memiliki kardus untuk berteduh, tidak bisa jua memahami mengapa hanya dia yang tidak memiliki tempat untuk pulang. Ketika yang dia tahu bahwa satu-satunya rumahnya hanya pada Kakak laki-lakinya seorangβ€”yang selalu menunggunya di bawah jembatan lusuh, dipenuhi lumut dan debu yang membuat matanya sakit.

Meski begitu, Carakabiru tak pernah sedikitpun mengeluh. Tidak pernah ada tuntutan dan kemarahan yang keluar dari belah bibirnya, tidak pernah ada kekecewaan yang mengendap dalam tubuh kecilnya. Dia selalu tersenyum walau tubuhnya kotor, kukunya terkelupas, dan sakit di sana-sini.

Dia tidak pernah mengenali orangtuanya, satu-satunya yang tersisa dari jejak mereka hanyalah darahnya yang mengalir di nadinya. Sanak-saudara tidak pernah mencari Carakabiru dan Kakaknya, mereka sibuk mengambil seluruh harta benda orangtuanya yang bahkan itu bukan hak mereka. Dia dan sang Kakak masih terlalu dini 'tuk mengerti bahwa dunia begitu kejam bagi anak-anak. Setelahnya mereka dibiarkan terlantar di jalan, diusir dari rumah masa kecil yang menyimpan banyak kenangan indah. Telah berulangkali mereka kembali, tetapi pukulan dan lemparan batu yang selalu menyambut, memaksa tubuh kecil mereka untuk menyerah. Masa kecilnya lalu berlanjut di jalanan, tidak memiliki tempat pulang bahkan 'tuk sekedar berteduh. Dia tidak mempunyai apapun selain kamera tua milik mendiang ayahnya dan tangan hangat sang Kakak.

Carakabiru telah lama lupa menghitung setiap detiknya di jalanan, hingga dia merasa tanah basah dan aspal yang panas akan selalu menjadi temannya hingga kematian menjemput. Ketika hujan datang, itu tidak lagi menjadi kemalangan sebab akhirnya dia bisa memiliki banyak air 'tuk diminum dan air untuk membasuh seluruh kotor dan lelahnya tubuh. Malam-malam dingin yang pada awalnya tidak dia sukai mulai menjadi kesukaannya, karena akhirnya dia memiliki mainan untuk dimainkan bersama Kakaknya; masing-masingnya menghitung bintang yang berkelip di atas mereka. Bahkan saat dia harus mengorek-ngorek sampah untuk mencari makanan yang tersisa, dia tidak lagi merasa keberatan.

Kehidupan yang dia kira akan kekal selamanya ternyata perlahan berubah. Seolah roda takdir tak membiarkan tubuh kecilnya untuk lebih banyak menanggung banyak beban berat, dia menemukan dirinya bisa bangkit kembali. Perlahan tapi pasti, mulai pelan-pelan merangkak 'tuk bisa mempunyai rumah bersama Kakaknyaβ€”itu terwujud saat dia remaja, berkat usaha mereka yang melakukan pekerjaan kasar tanpa henti hingga rusuk meraka terasa hampir rontok. Sebuah kontrakan kecil di dalam gang sempit yang bahkan setiap atapnya saling beradu antar tetangga hingga membuat sinar matahari sulit masuk. Namun, baginya yang tumbuh lama di jalanan tanpa atap rumah itu sudah lebih dari cukup.

Carakabiru lalu mulai kembali mengejar seluruh pendidikannya yang tertinggal sembari melakukan banyak pekerjaan kasar lainnya. Ketertarikannya pada photografi dan jurnalistik membuatnya semakin yakin untuk lebih giat lagi belajar. Dia telah lama suka membaca koran-koran berkas yang berterbangan di jalanan. Berbekal kamera lama yang selalu menemaninya, dia akan mengejar seluruh impian masa kecilnya. Tanpa ragu mulai berjalan kembali menuju langit biru.

Kepribadian

Dialah sang adam yang piawai menyambut khalayak dengan pembawaannya yang menarik. Senyum selalu setia melengkung di bibir, menyambut orang-orang 'tuk mendekat padanya. Dia mudah akrab dan dengan tawanya yang jenaka itu, semua orang yang dekat padanya akan merasa senang. Sikap santai juga cerahnya menjadi daya tarik tersendiri. Ucapannya tidak pernah berbohong, tanpa ditahan akan mengeluarkan seluruh isi pikirannyaβ€”walau terkadang dia begitu tertutup perihal kehidupan pribadinya.

Dia adalah orang yang jujur, mempunyai pendirian kuat dan selalu berpegang teguh pada apa yang dia yakini. Sisi lainnya adalah, dia memiliki keseriusan yang dalam pada hal yang sedang dia tekuni, hampir tidak bisa diganggu saat sedang mengerjakannya. Dia juga memiliki sisi polos yang terkadang membuat orang lain salah paham.

Dia hampir tidak pernah bersedihβ€”atau itulah yang dikatakan Kakaknya. Bukannya dia tidak punya kesedihan, dia hanya tak mengerti bagaimana caranya mengeluarkan seluruh gundah di dada. Jadi, dia melampiaskan semua itu dengan memotret banyak hal; mencari banyak hal penting di sekitarnya, merangkumnya dalam sebuah cerita atau berita, seluruh hal menarik yang tidak pernah dia temukan sebelumnya.

Edit

Pub: 15 Jun 2025 17:48 UTC

Views: 1473