. . . aku CALLIUS.

yang menyenangi terbang kesana-kemari. yang menyenangi bernyanyi dengan indah. yang menyenangi indahnya kebebasan. dan menyenangi rantai yang melilit leherku.

Character's Info

Alt Tag

. .
Nama Callius Czernin
Panggilan Cal / Cali
Umur 23 Tahun
TTL 24 Agustus 2001
Gender/Sub Gender Laki-laki / Submisif
Kewarganegaraan Belanda
Okupasi Staf Bidang Pemasaran
Faceclaim Do Wonwoo - The Pizza Delivery Man and The Golden Palace

Appearance and Personality

Alt Tag

Callius dianugerahi fisik dan penampilan cukup di atas rata-rata. Tubuhnya tinggi menjulang dengan bahu lebar; terakhir mengukur, tingginya menyentuh angka 185 cm. Wajahnya manis dengan senyum rupawan bak penggugur segala kegundahan. Banyak orang yang mengagumi kendati maksudnya bukan seperti itu. Surainya ikal jika basah, namun Callius syukuri mahkotanya itu dapat jatuh dengan lurus ketika kering. Pun baik netra dan surainya, keduanya sama-sama berwarna coklat keabuan; gen yang ia peroleh dari sang ayah.

Callius menyenangi berbicara dengan banyak teman. Tak sungkan menolong dan bertegur sapa. Barangkali sebab sejak kecil ia telah dididik demikian halus oleh sang Ibunda. "Callius sayang, kamu punya tangan yang besar, jadi gunakanlah untuk membantu banyak orang, ya?" Dan Callius membawa perkataan sang Ibunda kemanapun dia pergi.

Kendati demikian, ringan tangan tidak membuat Callius menyenangi perasaan berhutang budi. Ucap dan aksi baik yang ia terima dari orang lain meninggalkan satu beban yang membuat Callius merasa tidak nyaman. Sebab itu, selagi masih dapat dilakukan sendiri, ia memilih untuk melakukan semuanya dengan hanya mengandalkan dirinya. Mungkin, pengecualian untuk satu orang.

Lantas, harus bagaimana? Insting yang merusak pikiran, atau akal sehat yang mati-matian Callius pegang?

Backstory

Alt Tag

Anggaplah Callius beruntung sejak menyapa dunia. Ia dibuat ketika kedua orangtuanya tengah berbagi cinta dan saling mengasihi, diasuh dengan penuh sayang, jua tumbuh dengan baiknya hal-hal dunia yang ditunjukkan oleh kedua orangtua. Tak memiliki saudara kandung membuatnya mendapat hak istimewa sebagai anak tunggal. Kasih sayang yang didapat tak pernah kurang, puji yang diberi selalu melimpah; barangkali sebab hal ini, Callius tumbuh menjadi pribadi yang menyenangi pujian. Maka, tidak heran bila ia dinyatakan submisif pada hari pengumuman gender sekunder.

Menjadi anak tunggal, membuat Callius kerap merasa kesepian. Hadirnya seorang sepupu membuat hidupnya menjadi lebih berwarna. Adik, katanya. Akhirnya Callius mempunyai seorang adik yang dapat dia tunjukkan betapa indahnya dunia ini. "Adik"nya itu cenderung murung dan berdurja masam, tapi tak mengapa, karena Callius akan selalu memegang tangannya kemanapun dia pergi; bersama-sama mengarungi kerasnya dunia.

Setidaknya, itu yang Callius kecil pikirkan.

Callius kehilangan waktu untuk menghitung sejak kapan dinamika keduanya berubah. Callius kerap salahkan dirinya sendiri, mengapa tubuhnya seolah mengikuti insting submisif yang tertanam padanya. Seolah-olah dunia hanya berputar pada dominan-submisif. Callius membenci hal itu, karena ia, ia yang Callius kasihi itu, adalah jauh dari sekadar peran dominan. Dan Callius masih tidak paham mengapa dirinya mudah tergoda oleh satu perintah saja.

Apakah semestinya Callius mempercayai semua ucapmu? Meyakini bahwa sosokmu hanyalah anak tak berdosa yang dipaksa menghadapi kerasnya dunia? Haruskah Callius percaya bahwa kamu adalah sosok yang dia kenal selama ini, Tuan?

Callius tidak ingin menyalahkan siapa-siapa selain dirinya sendiri. Bisa jadi sebab dirinya yang selalu menagih atensi meski tak pernah diucap, membuat "adik" yang dikasihi buta oleh apa yang seharusnya rasional. Ini salah Callius sendiri, mengapa kamu bisa menjadi seperti ini, mengapa hubungan kalian bisa menjadi seperti ini, dan mengapaa orang-orang itu tidak pernah Callius ketahui lagi kabarnya. Callius mengetahui semua ini salahnya. Kertas tidak selamanya putih, Hidupnya sudah lama berlangsung baik-baik saja. Maka tidak heran apabila badai kerap datang pada masanya Callius linglung dengan banyak hal.

"Jadi, apa kita harus tetap berpegang teguh pada cinta yang tidak seharusnya tumbuh?"

Trivia

Hal-hal mengenainya.

  • Callius berokupasi sebagai pegawai perusahaan yang menekuni bidang pemasaran.
  • Hidup terpisah dari orangtua sejak tahun ketiga kuliahnya, ia beralasan ingin segera mandiri dan tidak ingin bergantung terus-terusan.
  • Callius menyenangi makan-makanan manis; membuatnya tidak menyukai makanan pedas
  • Callius cukup populer di antara teman-temannya. Tak jarang senyum manisnya memikat banyak dominan atau switch yang tertarik dengannya. Oh, meski sejatinya ia tidak berpengalaman soal hubungan. Sering bertanya-tanya mengapa hubungannya tidak ada yang berhasil.
  • Kendati ditakdirkan sebagai seorang submisif, Callius sering mendapati dirinya mudah kesal apabila instingnya terlalu mengambil alih akal sehatnya, untuk dikubur dalam-dalam, dan tidak tahu kapan akan meledak.

Greetings, Penulis disini. Dengan ini saya mendisklaimer bahwa akun (@vorfreudein) hanya diperuntukkan untuk bermain peran tanpa mengambil untung materil sedikitpun. Hak cipta klaim wajah yang saya pinjam ada pada (@upi_045). Satu-satunya yang dapat saya kreditkan adalah karakter Callius dan tulisan-tulisan saya. Bila ada keperluan, sila langsung ketuk DM. Pun saya terbuka untuk ajakan plot ringan atau lewat diskusi terlebih dahulu. Seluruh plot yang saya tulis akan berbahasa Indonesia. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca kisah Callius.

Edit

Pub: 05 Jan 2025 21:00 UTC

Edit: 06 Jan 2025 18:54 UTC

Views: 639